Sebagai followers Adam J. Kurtz di Instagram, sudah lama aku tertarik dengan buku ini. Tak menyangka ketika beberapa bulan lalu mampir ke Gramedia melihat, oh, buku ini sudah ada versi bahasa Indonesianya.
Namun, saat itu aku lebih memilih beli buku lain (sorry Adam!) dan hanya melihat-lihat isi bukunya sedikit. Sekarang, thanks to Gramedia Digital, aku bisa baca buku ini even better (tanpa beli buku fisik dan bisa dibawa kemana-mana.
Download bukunya di Gramedia Digital
So, tadi pagi sebelum jemput anak-anak sekolah aku search “Adam” (karena lupa nama panjangnya dan lupa judul bukunya), muncul puluhan buku, salah satunya buku ini.
Langsung aku download dan menyempatkan diri untuk baca sedikit.
Skip kata pengantar, mulai ke halaman pertama isi buku, aku langsung merasa “gue banget!” instan di paragraf pertama.
Begini bunyinya.
Andai aku baca ini 5 tahun yang lalu
Kira-kira aku mulai agak serius di dunia ilustrasi 5 tahun yang lalu, sepertinya saat itu aku buat instagram “oramuf” dan belum banyak yang membuat gambar, apalagi dengan ipad dan instantly hanya beberapa pekan setelah ngeposting di instagram, aku langsung dapat beberapa klien.
Tentu senang sekali, dong.
Akan tetapi, ketika memulai mengerjakan projek pertama. Owh.. painful sekali dan aku yang benar-benar buntu banget ngerjainnya.
Aku pikir, apa aku ga berbakat, apa aku ga sejago itu, dan pikiran-pikiran lainnya.
Alhasil, di klien pertama aku telat dari deadline dan di klien kedua aku ga full mengerjakan sekian puluh gambar yang diminta (hanya hitungan jari yang sampai finish).
Seandainya aku tahu itu adalah kebiasaan, seperti kata Adam J. Kurtz, aku bakal merasa itu semua adalah proses yang harus dilewati dan bakal push forward aja apapun yang terjadi.
Tak ada kata terlambat
Terkadang bagian tersulit datang ketika entah sedang merenungkan proyek pribadimu... .
Ini satu hal yang belum terlambat untuk dilakukan.
Mewujudkan proyek pribadi.
Membuat proyek pribadi mungkin lebih sulit karena kita tidak ada tuntutan untuk menyelesaikannya. Padahal, menurut beberapa ilustrator yang pernah aku baca/dengar/lihat, yang membuat kita menemukan jati diri kita di dunia sendiri adalah membuat proyek pribadi.
Misalnya, Rebecca Green menghasilkan buku pertamanya, How to Make Friend with Ghost, dari hasil proyek pribadi. Yang tadinya mau ia cetak beberapa eksemplar untuk orang terdekat atau dijual secara indie–sebelum ternyata ada publisher yang berkenan mencetak bukunya.
Can’t wait to finish reading!
Baru halaman pertama aja sudah menarik banget, kan.. Selalu senang deh kalau mendengar cerita-cerita, artikel, dan buku seperti ini tentang art and artists. Selalu ada hal baru dari pengalaman-pengalaman yang mereka jalani.