Sketchbook Story : Soto Pekalongan

Pertama kali setelah beberapa bulan (atau tahun?) tidak menggunakan watercolor dan ink. Plus, this is the first page of a new sketchbook.

watercolor (mix of winsor newton, daniel smith, holbein) and ink (micron 0.1) on sketchbook (potentate 12×12 cm hot pressed 100% cotton)

So, beberapa bulan fokus di gambar vektor yang penuh dengan akurasi membuat otak kanan saya berontak 😌 Semesta berkehendak, akhirnya semalam saya tergerak membuka buku masakan lalu memilih random satu resep yang ada untuk digambar. 

soto pekalongan.

Saya juga teringat salah satu kelas vector di domestika yang bilang kalau ironi dari tradisional vs vector illustration adalah kalau di tradisional, meskipun gambarnya deg-degan karena tidak ada tombol undo dan lainnya, our mistakes dianggap sebagai bagian dari art itu sendiri. Sedangkan di vector, kita diharapkan sempurna, sehingga salah sudut kemiringan saja bisa jadi cacat besar untuk hasil akhir sebuah ilustrasi.

Oke, saya putuskan untuk ambil cat air dan sketchbook baru tersebut lalu mulai corat-coret. Hitung-hitung pemanasan sebelum gambar banyak makanan untuk elemen vektor idul fitri dan idul adha nanti. Untung juga saya tidak jadi jual perlengkapan watercolor yang sudah tak tersentuh berbulan-bulan—teringat wacom tablet yang pernah saya jual dan masih saya sesali sampai sekarang.

Sketchbook ini ternyata ok juga untuk wet on wet. Jadi, setelah sketch dengan pensil, saya langsung basahkan kertas, lalu mulai dengan warna dasar. Ups, ternyata pensil pilot eno luntur kena air. Beberapa garis penting hilang yang sempat bikin panik, tapi yasudahlah.

soto pekalongan oramuf 2

Secara keseluruhan, saya suka hasil akhirnya, tapi ada beberapa catatan yang menurut saya lumayan mengganggu kalau diperhatikan lebih lama:

  • pen. terlalu tebal, jadi cartoony dan kurang painterly.
  • garis dari pensil biru (pilot eno) terlalu kelihatan dan ga nyatu dengan painting yang ga ada biru-birunya sama sekali.
  • daun bawang dan beberapa seledri kecil tidak terlalu terlihat (harusnya direserve putih dari awal) jadi kurang bervariasi warnanya.

Untuk next painting, entah akan menggunakan pen yang diameternya lebih kecil atau menggunakan pensil/pensil warna. Mungkin juga membuat sketsa sesuatu yang ada warna birunya agar pensil biru terpakai. Terakhir, latih mata supaya lebih sensitif terhadap highlight.